[framedbox]
Jakarta | Selasa, 5 Jun 2012
Daulat Fajar Yanuar
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Sesjen Kemendikbud), Ainun Naim mengatakan, yang terpenting adalah mereka mampu menghilangkan kesalahpahaman tentang Indonesia dan memperkenalkan Nusantara kepada lingkungannya seperti apa yang telah mereka alami sendiri.
“Seperti beberapa kejadian pergesekan antarmasyarakat di Indonesia yang sebenarnya bersifat minor namun sering diekspose berlebihan oleh media-media asing,” kata Ainun kepada wartawan di acara Pembekalan Kepulangan Mahasiswa Darmasiswa, Jakarta, Minggu (3/6) malam lalu.
Ainun menjelaskan, program Darmasiswa awalnya merupakan program yang dibentuk tahun 1974 dan ditujukan bagi negara-negara Asia Tenggara setelah ASEAN terbentuk. Tujuannya bertukar pengetahuan tentang kebudayaan masing-masing dan bersifat ikhlas. Namun, lambat laun Darmasiswa rupanya menarik perhatian negara-negara lain di dunia.
Dalam program Darmasiswa, kata Ainun, yang didapatkan oleh peserta bukan sekadar pengenalan tentang Indonesia di muka. Namun, Kemendikbud berupaya memberikan daya tarik kepada masyarakat untuk menggali identitas Indonesia secara lebih mendalam.
Ainun yakin, peserta yang ikut serta dalam program Darmasiswa dan hidup di tengah-tengah masyarakat selama berbulan-bulan akan mendapatkan manfaat yang sangat besar. “Berada di tengah masyarakat secara langsung membuat peserta Darmasiswa lebih memahami kebudayaan Indonesia sesungguhnya,” kata Ainun.
“Kemarin saya bertemu dengan Dubes Amerika Serikat (AS) dan dia mengatakan setiap mahasiswa AS yang datang ke Indonesia kaget dengan kondisi di Indonesia yang sebenarnya. Ini kan juga berdampak positif bagi Indonesia, termasuk dari ekonomisnya,” ucapnya.
Sementara, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kemendikbud, Ananto Kusuma Seta mengatakan, ada satu hal yang menarik dari mayoritas peserta Darmasiswa yaitu mereka berniat meneruskan studi S2 di Indonesia.
Ketertarikan mahasiswa asing untuk melanjutkan studi di jenjang yang lebih tinggi merupakan salah satu cara promosi terbaik. Di samping itu, merupakan bentuk diplomasi dengan cara yang sangat halus kepada dunia.
“Intinya Darmasiswa sudah sangat terkenal. Pada saat Mendikbud kunjungan ke Jerman dan Inggris, banyak kampus di sana yang ingin menjadi peserta Darmasiswa. Ini merupakan alat diplomasi budaya dan pendidikan di pertarungan global,” kata Ananto.
Kebijakan program Darmasiswa diakui Ananto mengalami pergeseran target. Jika dahulu Indonesia belum sempat berpikir apa manfaatnya maka sekarang Darmasiswa menjadi salah satu alat untuk melanggengkan untuk kepentingan politik luar negeri Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
Sumber: http://www.jurnas.com/halaman/5/2012-06-05/211345
[/framedbox]